Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.296 per dolar AS di perdagangan pasar spot hari ini. Posisi ini melemah 43 poin atau 0,3 persen dari Rp14.253 per dolar AS kemarin.
Seluruh mata uang Asia kompak melemah dari dolar AS. Won Korea Selatan melemah 0,43 persen, yuan China minus 0,29 persen, ringgit Malaysia minus 0,26 persen, dan peso Filipina minus 0,2 persen. Lalu, baht Thailand melemah 0,18 persen, yen Jepang minus 0,13 persen, dolar Singapura minus 0,06 persen, dan dolar Hong Kong minus 0,01 persen.
Mata uang utama negara maju bergerak variasi. Euro Eropa dan poundsterling Inggris menguat 0,01 persen dari dolar AS. Tapi sisanya berada di zona merah, seperti rubel Rusia yang melemah 0,12 persen, dolar Australia minus 0,06 persen, franc Swiss minus 0,04 persen, dan dolar Kanada minus 0,02 persen.
Rupiah diperkirakan akan melemah di kisaran Rp14.200 sampai Rp14.300 per dolar AS pada hari ini. Pelemahan terjadi karena data inflasi AS mencapai 6,2 persen secara tahunan. Ini merupakan capaian tertinggi dalam 30 tahun terakhir. Kenaikan inflasi turut mengerek tingkat imbal hasil (yield) surat utang AS, US Treasury bertenor 10 tahun ke kisaran 1,57 persen. Nilai tukar rupiah masih berpeluang melemah hari ini terhadap dolar AS dengan data inflasi AS yang masih tinggi. Yield yang lebih atraktif juga bisa mendorong pasar masuk kembali ke obligasi AS dan mendorong penguatan dolar AS.
Kendati begitu, potensi pelemahan rupiah mungkin tidak besar karena bank sentral AS, The Federal Reserve belum akan menaikkan tingkat bunga acuan dalam waktu dekat. Sementara perekonomian di Indonesia juga dinilai cukup aman untuk menjaga pergerakan mata uang Garuda.