Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.150 per dolar AS pada perdagangan pasar spot Jumat (13/11) sore. Mata uang Garuda menguat 0,10 persen jika dibandingkan perdagangan Rabu (12/11) sore di level Rp14.170 per dolar AS.
Pagi ini, mayoritas mata uang di kawasan Asia terpantau menguat terhadap dolar AS. Yen Jepang menguat 0,25 persen, dolar Singapura menguat 0,07 persen, dolar Taiwan menguat 0,03 persen, won Korea Selatan menguat 0,04 persen, dan peso Filipina menguat 0,08 persen Sebaliknya, yuan China melemah 0,13 persen, ringgit Malaysia melemah 0,05 persen, bath Thailand melemah 0,02 persen, dan rupee India melemah 0,37 persen.
Sementara itu, mata uang di negara maju masih bergerak variatif terhadap dolar AS. Poundsterling Inggris melemah 0,04 persen, dan dolar Kanada melemah 0,06 persen. Sebaliknya franc Swiss menguat 0,04 persen dan dolar Australia menguat 0,01 persen.
Analis sekaligus Kepala Riset Monex Investindo Ariston Tjendra mengatakan pasar menanggapi secara negatif kenaikan tinggi kasus covid-19 di Amerika Serikat. Sebab, hal ini bisa menghambat pemulihan ekonomi di negara tersebut, padahal vaksin corona belum tersedia. Faktor ini mendorong pelemahan dolar AS terhadap nilai tukar lainnya pagi ini.
Meski demikian pasar harus mewaspadai sentimen tren kenaikan penularan corona di AS. Sebab hal ini juga bisa menjadi sentimen negatif juga untuk nilai tukar emerging markets, seperti rupiah. Potensi kisaran rupiah hari bergerak di Rp14.100 per dolar AS sampai Rp14.200 per dolar AS.