Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.107 per dolar AS pada perdagangan pasar spot Jumat (18/12) pagi. Posisi tersebut terpantau stagnan dibandingkan perdagangan Kamis (17/12) sore.
Pagi ini, mayoritas mata uang di kawasan Asia terpantau melemah di hadapan dolar AS. Kondisi ini ditunjukkan oleh yen Jepang melemah 0,16 persen, dolar Singapura turun 0,02 persen, dolar Taiwan berkurang 0,05 persen, dan won Korea Selatan melemah 0,28 persen.
Selanjutnya, peso Filipina turun 0,01 persen, yuan China turun 0,02 persen, ringgit Malaysia melemah 0,12 persen, dan baht Thailand turun 0,01 persen.
Serupa, mayoritas mata uang di negara maju juga lesu terhadap dolar AS. Tercatat, poundsterling Inggris turun 0,21 persen, dolar Australia melemah 0,10 persen, dan dolar Kanada berkurang 0,09 persen. Namun, franc Swiss berhasil menguat 0,06 persen terhadap dolar AS.
Kepala Riset Monex Investindo Ariston Tjendra mengatakan pergerakan rupiah dipengaruhi oleh pembatasan aktivitas menjelang libur Natal 2020 dan tahun baru 2021. Seperti diketahui, Gubernur DKI Anies Baswedan membatasi operasional pusat perbelanjaan, restoran, dan kafe selama masa liburan Natal 2020 dan tahun baru 2021 hanya sampai pukul 19.00 WIB. Sebelumnya, mal, restoran, dan kafe boleh beroperasi sampai 21.00 WIB. Rupiah mungkin masih mendapatkan sentimen negatif dari pembatasan aktivitas di libur akhir tahun karena kekhawatiran terhadap tingginya penularan covid-19.
Rupiah diperkirakana bergerak di kisaran Rp14.050 hingga Rp14.150 per dolar AS hari ini. Dari global, pelaku pasar masih menunggu keputusan stimulus AS, yang belum kunjung tercapai hingga saat ini. Kondisi tersebut menahan pelemahan dolar AS terhadap mata uang lain, termasuk rupiah. Hal ini mungkin bisa menahan pelemahan dolar AS terhadap nilai tukar lainnya untuk sementara. Penguatan rupiah terhadap dolar AS pun bisa tertahan.