Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.455 per dolar AS di perdagangan pasar spot pada Selasa (29/6). Mata uang Garuda melemah 10 poin atau 0,07 persen dibanding Rp14.445 per dolar AS pada Senin (28/6). Hari ini rupiah melemah bersama mayoritas mata uang Asia lainnya, seperti baht Thailand melemah 0,39 persen, ringgit Malaysia minus 0,11 persen, yuan China minus 0,08 persen, dolar Singapura minus 0,04 persen, dan won Korea Selatan minus 0,03 persen. Hanya yen Jepang yang menguat 0,13 persen dan peso Filipina 0,21 persen. Sedangkan, dolar Hong Kong stagnan.
Mata uang utama negara maju juga mayoritas berada di zona merah. Hanya dolar Kanada yang menguat 0,01 persen dari dolar AS. Sementara, poundsterling Inggris melemah 0,11 persen, dolar Australia minus 0,11 persen, rubel Rusia minus 0,08 persen, franc Swiss minus 0,07 persen, dan euro Eropa minus 0,06 persen.
Analis Pasar Uang Ariston Tjendra mengatakan rupiah berpotensi melemah di kisaran Rp14.400 sampai Rp14.480 per dolar AS pada hari ini. Hal ini terjadi karena pasar masih mewaspadai perubahan kebijakan moneter dari bank sentral AS, The Federal Reserve. Pasar akan berekspektasi pengetatan moneter AS sudah dekat. Dan ini bisa mendorong penguatan dolar AS.
Di sisi lain, rupiah belum punya sentimen positif dari dalam negeri. Jumlah kasus positif kembali berada di kisaran 20 ribu pada Senin (28/6) kemarin. Situasi covid di dalam negeri yang belum menunjukkan perbaikan masih menjadi penekan rupiah. Pembatasan aktivitas yang lebih ketat sudah diputuskan kemarin. Ini bisa menekan perekonomian bila berlangsung lebih lama.
https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20210629090319-78-660628/lonjakan-kasus-covid-19-bikin-rupiah-dekati-rp14500