Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.335 per dolar AS di perdagangan pasar spot pagi ini. Mata uang Garuda menguat 8 poin atau 0,06 persen dari perdagangan sebelumnya, yakni Rp14.343 per dolar AS.
Berbanding terbalik, mayoritas mata uang di Asia bergerak melemah pagi ini. Yen Jepang minus 0,27 persen, dolar dolar Singapura minus 0,01 persen, won Korea Selatan minus 0,04 persen, peso Filipina yang minus 0,12 persen, dan rupee India minus 0,11 persen. Namun, Hong Kong naik 0,01 persen, yuan China naik 0,04 persen, ringgit Malaysia naik 0,04 persen, dan baht Thailand naik 0,37 persen.
Sementara mata uang di negara maju nampak beragam pagi ini. Franc Swiss naik 0,04 persen, dolar Kanada minus 0,20 persen, dolar Australia minus 0,13 ersen, poundsterling Inggris minus 0,02 persen, dan euro Eropa minus 0,13 persen.
Nilai tukar rupiah berpeluang melanjutkan menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Penguatan ini bisa didukung oleh penurunan harga minyak mentah karena komitmen AS untuk mengeluarkan cadangan strategis minyak mentahnya sebanyak 1 juta barel per hari untuk beberapa bulan ke depan untuk membantu menurunkan harga minyak mentah dunia.
Namun sentimen negatif terhadap aset berisiko termasuk rupiah masih besar. Pasalnya, pelaku pasar dinilai masih skeptis terhadap perundingan damai Rusia-Ukraina, ini dikhawatirkan dapat mendorong pasar keluar dari aset berisiko. Oleh karena itu, ia memproyeksikan rupiah akan bergerak menguat ke Rp14.320 per dolar AS, sementara potensi pelemahan di Rp14.360 per dolar AS.