Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.348 per dolar AS di perdagangan pasar hari ini. Posisi ini menguat 30 poin atau 0,21 persen dari Rp14.378 per dolar AS pada Selasa (7/12).
Rupiah menguat bersama mata uang Asia lainnya, seperti baht Thailand 0,42 persen, won Korea Selatan 0,3 persen, dan ringgit Malaysia 0,24 persen. Yen Jepang juga menguat 0,12 persen, yuan China 0,1 persen, dolar Singapura 0,08 persen, dan peso Filipina 0,08 persen. Hanya dolar Hong Kong yang stagnan dari dolar AS.
Mayoritas mata uang utama negara maju juga menguat dari dolar AS. Rubel Rusia 0,28 persen, franc Swiss 0,16 persen, euro Eropa 0,11 persen, dan poundsterling Inggris 0,03 persen. Namun, dolar Australia stagnan. Sedangkan dolar Kanada melemah 0,02 persen dari dolar AS.
Tren penguatan rupiah diperkirakan masih berlangsung pada hari ini. Proyeksinya, mata uang Garuda bergerak di kisaran Rp14.300 sampai Rp14.4400 per dolar AS. Potensi penguatan rupiah berasal dari meredanya kekhawatiran pasar keuangan dunia terhadap penyebaran covid-19 varian omicron. Hal ini membuat minat investor kembali bangkit untuk masuk ke bursa saham. Minat pasar terhadap aset berisiko terlihat meninggi. Indeks saham terlihat menguat.
Selain itu, muncul tren pemulihan ekonomi dari China yang tercermin dari kenaikan realisasi ekspor dan impor periode November 2021. Sementara di dalam negeri, pemerintah batal memberlakukan PPKM level 3 dan cadangan devisa Indonesia stabil di kisaran US$145 miliar, sehingga turut memberi sentimen positif bagi rupiah.