Keuangan dan Bisnis | Rabu, 06 Mei 2020 - 11:11 WIB

Rupiah Menguat Tipis ke Rp15.075 per Dolar AS

Rupiah Menguat Tipis ke Rp15.075 per Dolar AS

Author:

Maulidia Septiani

Keuangan dan Bisnis

06 Mei 2020

11:11 WIB

Nilai tukar rupiah berada di level Rp15.075 per dolar AS pada Rabu (6/5) pagi. Posisi ini menguat 5 poin atau 0,03 persen dari Rp15.080 per dolar AS pada Selasa (5/5).

Di kawasan Asia, yen Jepang memimpin penguatan mata uang dari dolar AS sebesar 0,23 persen. Kemudian, diikuti dolar Hong Kong 0,02 persen.

Sementara mata uang Asia lain justru terkapar di zona merah. Yuan China melemah 0,39 persen, won Korea Selatan minus 0,21 persen, ringgit Malaysia minus 0,01 persen, dolar Singapura minus 0,1 persen, baht Thailand minus 0,01 persen, dan peso Filipina minus 0,05 persen.

Begitu pula dengan mata uang utama negara maju, mayoritas melemah dari dolar AS. Dolar Kanada melemah 0,08 persen, franc Swiss minus 0,01 persen, dan euro Eropa minus 0,01 persen.

Namun, rubel Rusia menguat 0,08 persen dan poundsterling Inggirs 0,01 persen. Hnaya dolar Australia yang stagnan. Analis sekaligus Kepala Riset Monex Investindo Ariston Tjendra mengatakan ada beberapa sentimen yang mempengaruhi pergerakan kurs rupiah dan mata uang lain pada hari ini.

Beberapa sentimen diperkirakan bakal menekan laju rupiah, seperti kekhawatiran pelaku pasar terhadap pandemi virus corona atau Covid-19 yang terus menekan pertumbuhan ekonomi.

Selain itu, pelaku pasar juga khawatir pelonggaran penutupan akses wilayah (lockdown) di beberapa negara justru menambah kasus positif baru. Begitu pula dengan ketegangan antara AS dan China yang bisa memicu perang dagang baru antar kedua negara dengan ekonomi terbesar di dunia itu.

Namun, beberapa sentimen lain justru diperkirakan bisa menopang laju mata uang. Misalnya, harga minyak mentah WTI terus meningkat ke kisaran di atas US$20 per barel setelah beberapa waktu lalu terkontraksi.

Hal ini karena pemangkasan produksi sudah dimulai dan mengindikasikan pemulihan permintaan (demand). Selain itu, kebijakan pelonggaran lockdown diharapkan dapat membuat aktivitas industri dan perdagangan kembali normal, sehingga bisa memulihkan perekonomian.

Terpopuler