Nilai tukar rupiah berada di level Rp14.453 per dolar AS pada Rabu (15/7) pagi. Posisi tersebut melemah 0,02 persen dibandingkan perdagangan Selasa (14/7) sore di level Rp14.450 per dolar AS.
Pagi ini, mata uang di kawasan Asia terpantau terpantau menguat terhadap dolar AS. Dolar Taiwan menguat 0,23 persen, dolar Singapura menguat 0,09 persen, won Korea Selatan menguat 0,42 persen, peso Filipina menguat 0,17 persen, dan ringgit Malaysia menguat 0,17 persen. Sementara, Yen Jepang terkoreksi 0,01 persen.
Hal yang sama juga terjadi pada mayoritas mata uang di negara maju yang terlihat perkasa terhadap dolar AS. Poundsterling Inggris menguat 0,2 persen, dolar Kanada menguat 0,15 persen, dolar Australia menguat 0,42 persen. Namun, franc Swiss terpantau minus 0,03 persen.
Kepala Riset Monex Investindo Ariston Tjendra mengatakan rupiah berpotensi melaju di zona hijau hari ini. Pasar merespons positif perkembangan penelitian vaksin virus corona.
Perusahaan Bioteknologi AS, Moderna, melaporkan hasil pengujian vaksin yang sukses memproduksi antibodi di tubuh manusia subjek penelitian. Vaksin merupakan solusi untuk menghentikan penyebaran virus corona.
Selain vaksin, pasar juga akan memperhatikan data neraca perdagangan Indonesia periode Juni 2020. Data itu akan dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pukul 11.00 WIB.
"Pasar akan memperhatikan data neraca perdagangan Juni 2020 yang diperkirakan surplus. Hasil yang surplus bisa mendukung penguatan nilai tukar rupiah," terang Ariston.
Untuk itu, ia optimistis rupiah terus menguat hingga sore ini. Ariston memproyeksi rupiah bergerak dalam rentang support Rp14.350 per dolar AS dan resistance Rp14.500 per dolar AS.