Nilai tukar rupiah berada di level Rp15.693 per dolar AS pagi ini. Mata uang Garuda melemah 20,5 poin atau minus 0,13 persen dari posisi sebelumnya.
Mayoritas mata uang di kawasan Asia tampak melemah. Tercatat baht Thailand melemah 0,86 persen, dolar Singapura minus 0,04 persen, dolar Hong Kong minus 0,17 persen, dan yuan China minus 0,91 persen. Rupee India melemah 0,07 persen, won Korea Selatan minus 1,14 persen, dan peso Filipina minus 0,33 persen. Sedangkan, yen Jepang menguat 0,26 persen.
Mata uang utama negara maju kompak berada di zona merah. Poundsterling Inggris melemah 0,48 persen, euro Eropa minus 0,51 persen, dolar Kanada minus 0,7 persen, dolar Australia minus 1,24 persen, dan franc Swiss minus 0,13 persen.
Rupiah berpotensi melemah terhadap dolar AS hari ini. Pelemahan rupiah mengikuti sentimen negatif pasar terhadap aset berisiko pagi ini yang dipicu oleh demonstrasi yang meluas di China karena pembatasan pergerakan akibat covid-19. China sebagai negara dengan perekonomian terbesar kedua dunia bisa memberikan dampak negatif bagi perekonomian global bila ekonominya terganggu karena demonstrasi berkepanjangan. Sentimen negatif ini mendorong penguatan dolar AS sebagai aset aman.
Pasar juga masih mewaspadai sikap bank sentral AS (The Fed) terhadap kebijakan suku bunga acuannya ke depan. Ia menyebut pasar akan mencari petunjuk selanjutnya dari pidato Gubernur The Fed Jerome Powell pada Kamis dinihari dan data-data ekonomi penting AS yang akan dirilis pekan ini, seperti data PDB dan data tenaga kerja. Hari ini rupiah diprediksi akan bergerak di kisaran Rp15.650 sampai Rp15.700 per dolar AS.