Nilai tukar rupiah berada di level Rp14.945 per dolar AS pagi ini. Mata uang Garuda melemah 2,5 poin atau 0,02 persen dari posisi Jumat (1/7) sore yang di level Rp14.942 per dolar AS.
Mata uang di kawasan Asia terpantau bervariasi. Yen Jepang menguat 0,16 persen, dolar Hong Kong melemah 0,01 persen, dolar Singapura menguat 0,03 persen dan won Korea Selatan melemah 0,03 persen, serta peso Filipina melemah 0,18 persen. Sedangkan yuan China menguat 0,03 persen, ringgit Malaysia melemah 0,05 persen, baht Thailand melemah 0,25 persen dan rupee India melemah 0,09 persen.
Mata uang utama negara maju terpantau bervariasi. Euro Eropa menguat 0,19 persen dan poundsterling Inggris menguat 0,02 persen. Sementara dolar Australia melemah 0,06 persen, dolar Kanada menguat 0,05 persen, Rubel Rusia melemah 3,02 persen dan franc Swiss menguat 0,26 persen.
Dolar AS memang masih akan melanjutkan keperkasaannya pada awal pekan ini akibat didorong oleh aksi tunggu pasar yang menunggu hasil pertemuan The Fed. Rupiah pekan ini diperkirakan masih tertekan oleh penguatan USD menjelang risalah pertemuan The Fed yang digelar Rabu ini, serta rilis data non farm payrolls AS Jumat ini.
Penguatan rupiah juga tertahan karena hasil inflasi yang diumumkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) di atas ekspektasi karena lebih dari 4 persen. Selain itu, pasar juga masih menunggu data cadangan devisa yang akan diumumkan oleh Bank Indonesia. Data inflasi yang dirilis Jumat lalu di 4,35 persen secara tidak terduga jauh lebih tinggi di atas ekspektasi masih akan terus memberi tekanan pada rupiah. Pasar juga mengantisipasi rilis cadangan devisa Indonesia pada Kamis. Hari ini rupiah diperkirakan akan bergerak di kisaran Rp14.900 per dolar AS hingga Rp15.050 per dolar AS.