Nilai tukar rupiah berada di level Rp14.259 per dolar AS pada pagi ini. Mata uang Garuda turun 3 poin atau minus 0,02 persen dari perdagangan sebelumnya, yang di Rp14.256 per dolar AS.
Mayoritas mata uang di Asia bergerak menguat pagi ini. Tercatat, yen Jepang naik 0,03 persen, dolar Singapura naik 0,09 persen, won Korea Selatan naik 0,09 persen, peso Filipina yang naik 0,03 persen, rupee India naik 0,35 persen, yuan China naik 0,09 persen, ringgit Malaysia naik 0,02 persen, dan baht Thailand naik 0,11 persen. Sementara dolar Hong Kong tak bergeming.
Mata uang di negara maju mayoritas menguat pagi ini. Terpantau, franc Swiss naik 0,14 persen, dolar Australia naik 0,15 persen, poundsterling Inggris naik 0,02 persen, dan euro Eropa naik 0,07 persen. Hanya dolar Kanada yang terpantau melemah 0,06 persen.
Nilai tukar rupiah diprediksi berpeluang menguat karena sentimen positif terhadap aset berisiko masih banyak. Di tengah pandemi, pelaku pasar kelihatannya masih optimis dengan pemulihan ekonomi. Data-data ekonomi negara maju menunjukkan perbaikan.
Di lain sisi, ketegangan antara Rusia-NATO masih berpotensi menekan aset berisiko. Kemarin Pemerintah AS menyebut bahwa Rusia tidak benar-benar menarik pasukan di perbatasan Ukraina, malah menambah pasukan sehingga ketegangan kembali meninggi. Ini bisa menekan kembali aset berisiko termasuk rupiah.
Dari dalam negeri, konsumsi masyarakat terlihat membaik dengan data penjualan ritel yang bertumbuh. Rupiah berpotensi menguat ke arah Rp14.230, sementara potensi pelemahan berada di posisi Rp14.280 per dolar AS.