Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.272 per dolar AS pada perdagangan pasar spot Selasa (2/3) pagi. Mata uang Garuda melemah 0,12 persen dibandingkan perdagangan Senin (1/3) sore di level Rp14.255 per dolar AS.
Pagi ini, mayoritas mata uang di kawasan Asia melemah terhadap dolar AS. Kondisi ini ditunjukkan oleh yen Jepang melemah 0,13 persen, dolar Singapura turun 0,17 persen, peso Filipina turun 0,01 persen, rupee India kontraksi 0,11 persen, yuan China turun 0,04 persen, dan bath Thailand melemah 0,15 persen. Sedangkan, dolar Taiwan berhasil menguat 0,17 persen di hadapan dolar AS, won Korea Selatan naik 0,09 persen, dan ringgit Malaysia menguat 0,02 persen.
Serupa, mata uang di negara maju kompak lesu terhadap dolar AS. Tercatat, poundsterling Inggris melemah 0,15 persen, dolar Australia turun 0,30 persen, dolar Kanada melemah 0,17 persen, dan franc Swiss berkurang 0,08 persen.
Direktur PT Solid Gold Berjangka Dikki Soetopo mengatakan tekanan pada rupiah disebabkan oleh sentimen buruk faktor internal dan eksternal. Dari dalam negeri, penurunan Purchasing Managers Index (PMI) manufaktur Indonesia dari 52,2 pada Januari menjadi 50,9 pada Februari menjadi sentimen buruk bagi rupiah.
Selain itu, tingkat inflasi sebesar 0,1 persen (mtm) pada Februari lalu juga di bawah ekspektasi pasar. Angka inflasi itu lebih rendah dibandingkan Januari lalu 0,26 persen. Data manufaktur RI melemah dan data inflasi jauh dari ekspektasi yang menyebabkan terjadinya capital outflow (aliran modal keluar). Aliran modal tersebut, kata dia, berpindah dari Surat Berharga Negara (SBN) ke surau utang (obligasi) AS yang dinilai pasar menawarkan imbal hasil (yield) lebih menarik saat ini.
Sepanjang pekan lalu, yield treasury AS tenor 10 tahun sempat naik 17 basis poin menjadi 1,51 persen yang merupakan level tertinggi sejak awal Februari 2020 atau sebelum virus corona dinyatakan sebagai pandemi. Kondisi tersebut mendorong penguatan dolar AS, sehingga menekan mata uang Garuda. Kenaikan dolar AS didorong oleh pertumbuhan yield treasury AS dan data-data ekonomi AS positif. Hari ini diperkirakan rupiah melaju di rentang Rp14.210 sampai Rp14.350 cenderung melemah.