Nilai tukar rupiah berada di level Rp13.997 per dolar AS pada Rabu (10/2) pagi. Posisi tersebut melemah 0,02 persen dibandingkan perdagangan Selasa (9/2) sore di level Rp13.995 per dolar AS. Pagi, mayoritas mata uang di kawasan Asia terpantau melemah terhadap dolar AS. Kondisi ini ditunjukkan oleh yen Jepang turun 0,09 persen, dolar, Singapura melemah 0,09 persen, dan dolar Taiwan turun 0,03 persen.
Selanjutnya, yuan China turun 0,08 persen, ringgit Malaysia melemah 0,09 persen, dan bath Thailand berkurang 0,03 persen. Sedangkan, won Korea Selatan berhasil naik 0,26 persen, peso Filipina menguat tipis 0,01 persen, dan rupee India naik 0,11 persen.
Sementara itu, mata uang di negara maju mayoritas melemah terhadap dolar AS. Tercatat, poundsterling Inggris turun 0,08 persen, dolar Australia melemah 0,13 persen, dolar Kanada turun 0,09 persen, dan franc Swiss berkurang 0,08 persen.
Kepala Riset Monex Investindo Ariston Tjendra mengatakan rupiah berbalik melemah hari ini terhadap dolar AS mengikuti pelemahan nilai tukar regional. Menurutnya, kondisi tersebut dipicu oleh data indeks harga konsumen (IHK) China yang di bawah estimasi, yakni minus 0,3 persen. IHK yang turun bisa mengindikasikan pemulihan ekonomi di China belum stabil. Ini bisa menekan minat pasar terhadap risiko.
Namun, stimulus fiskal AS masih bisa menahan pelemahan rupiah hari ini. Perkiraannya, stimulus fiskal akan cair dalam waktu dekat setelah Partai Demokrat AS merilis rincian rencana stimulus senilai US$ 1,9 triliun itu. Hari ini rupiah diperkirakan bergerak di kisaran Rp13.980-Rp14.030 per dolar AS.