Nilai tukar rupiah tercatat menyentuh posisi Rp14.155 per dolar AS pada perdagangan pasar spot Jumat (25/1) pagi. Posisi ini menguat 0,11 persen dibandingkan perdagangan pada Kamis (23/1) sore, yakni Rp14.170 per dolar AS. Dolar menguat bersama mata uang Asia lainnya. India rupee, dan won Korea Selatan masing-masing tercatat menguat 0,35 persen dan 0,1 persen. Sementara itu, yuan China menguat 0,05 persen, peso Filipina dan baht Thailand sama-sama menguat 0,03 persen.
Namun, terdapat mata uang Asia lain yang melemah, seperti ringgit Malaysia 0,01 persen dan yen Jepang 0,03 persen. Analis Monex Investindo Dini Nurhadi Yasyi mengatakan ada peluang rupiah melemah pada hari ini sebagai imbas dari pengumuman Bank Sentral Eropa. Semalam, bank sentral Eropa (ECB) mengumumkan untuk menahan suku bunga acuannya dan tentu akan melemahkan nilai euro. Jika nilai euro melemah, maka hal itu akan menjadi angin segar bagi dolar AS. Ujungnya, itu bisa melemahkan rupiah. Dini sendiri memprediksi dolar ada di kisaran Rp14.100 hingga Rp14.250 pada hari ini. Kalau dolar menguat, biasanya ini jadi sentimen negatif untuk mata uang lainnya. Meskipun sebenarnya potensi penguatan dolar juga dalam jangka pendek.
Sementara itu, Analis Pasar Uang PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Rully Arya Wisnubroto mengatakan saat ini belum ada sentimen domestik yang mendongkrak rupiah. Sepanjang minggu ini, pergerakan depresiasi dan apresiasi rupiah terbilang tipis. Sepertinya hari ini akan ada di range Rp14.115 hingga Rp14.185 per dolar AS.