Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.135 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan pasar spot Jumat (28/6) sore. Angka itu menguat 0,04 persen dibandingkan penutupan Kamis (27/6) yakni Rp14.140 per dolar AS. Pagi hari ini, seluruh mata uang utama Asia menguat terhadap dolar AS. Dolar Hong Kong menguat 0,01 persen, ringgit Malaysia menguat 0,04 persen, dolar Singapura menguat 0,04 persen, dan yen Jepang menguat 0,07 persen. Kemudian, baht Thailand menguat 0,07 persen, peso Filipina menguat 0,15 persen, dan won Korea Selatan menguat 0,16 persen.
Sementara itu, pergerakan mata uang negara maju cenderung bervariasi terhadap dolar AS. Euro menguat 0,02 persen, sementara dolar Australia melemah 0,03 persen, dan poundsterling Inggris tak bergerak melawan dolar AS.
Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan perdagangan akhir pekan ini masih akan diliputi oleh hasil keputusan gugatan sengketa pemilihan presiden dari Mahkamah Konstitusi (MK). Kemarin, MK menolak seluruh gugatan yang diajukan oleh calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno. Sejumlah investor yang tadinya menahan diri (wait and see) diharapkan bisa kembali agresif masuk ke Indonesia. Terlebih, S&P juga memberikan rating BBB+ dari sebelumnya BBB- untuk Surat Berharga Negara (SBN). Dalam perdagangan akhir pekan, Jokowi Effect akan mempengaruhi arah rupiah.
Sementara itu, pelaku pasar juga menanti pertemuan Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping di KTT G20 akhir pekan ini. Tentu saja, investor berharap pertemuan itu bisa membawa angin segar terhadap polemik perang dagang antara keduanya. Dalam perdagangan hari ini, rupiah masih akan menguat di kisaran level Rp14.100 hingga Rp14.200 per dolar AS.