Nilai tukar rupiah bertengger di Rp15.207 per dolar AS pagi ini. Mata uang Garuda melemah 73 poin atau minus 0,49 persen dibandingkan penutupan di hari sebelumnya.
Mayoritas mata uang di kawasan Asia juga terpantau melemah. Rupee India naik 0,01 persen, yuan China merosot 0,18 persen, yen Jepang minus 0,28 persen, dan dolar Singapura turun 0,17 persen. Baht Thailand minus 0,24 persen, peso Filipina menguat tipis 0,38 persen, ringgit Malaysia jatuh 0,54 persen, dan won Korea Selatan minus 0,64 persen.
Mata uang utama negara maju juga mayoritas melemah. Poundsterling Inggris minus 0,14 persen, euro Eropa melemah 0,06 persen, dolar Australia minus 0,11 persen, franc Swiss melemah 0,17 persen, dan dolar Kanada minus 0,16 persen.
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS diprediksi masih tertekan hari ini dikarenakan terdapat kekhawatiran pasar atas potensi kebijakan moneter Bank Sentral AS yang lebih ketat usai membaiknya situasi ketenagakerjaan AS. Situasi ketenagakerjaan AS yang membaik diprediksi bisa meningkatkan konsumsi dan berujung pada kenaikan inflasi. Inflasi tinggi ini yang berusaha diturunkan oleh Bank Sentral AS dengan cara mengetatkan kebijakan moneternya. Kebijakan tersebut biasanya akan memicu penguatan dolar AS terhadap nilai tukar lainnya.
Perekonomian global tahun ini juga diprediksi tidak seburuk perkiraan tahun lalu. Terlebih, ekonomi China yang mulai aktif kembali pasca dibukanya kebijakan pembatasan, mendukung ekspektasi tersebut. Hal ini mendorong pelaku pasar masuk kembali ke aset-aset berisiko dan bisa menahan pelemahan harga yang terjadi di aset-aset berisiko saat ini, termasuk rupiah. Ekspektasi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang di atas 5 persen juga membantu menahan pelemahan rupiah.
Hari ini rupiah berpotensi akan bergerak di kisaran Rp15.160 sampai Rp15.180 per dolar AS.