Keuangan dan Bisnis | Senin, 28 Maret 2022 - 11:11 WIB

Konflik Rusia-Ukraina, Rupiah Merosot ke Rp14.352

Konflik Rusia-Ukraina, Rupiah Merosot ke Rp14.352

Author:

Maulidia Septiani

Keuangan dan Bisnis

28 Maret 2022

11:11 WIB

Nilai tukar rupiah berada di level Rp14.352 per dolar AS pada pagi ini. Mata uang Garuda turun 6,5 poin atau minus 0,05 persen dari perdagangan sebelumnya, yakni Rp14.345 per dolar AS.

Sementara, mayoritas mata uang di Asia bergerak melemah pagi ini. Yen Jepang minus 0,62 persen, dolar Hong Kong minus 0,01 persen, dolar Singapura minus 0,15 persen, won Korea Selatan minus 0,57 persen, peso Filipina yang minus 0,15 persen, yuan China minus 0,21 persen, ringgit Malaysia minus 0,03 persen, dan baht Thailand minus 0,32 persen. Rupee India yang berhasil naik 0,22 persen. Di sisi lain, mata uang di negara maju kompak memerah pagi ini. Terpantau, franc Swiss minus 0,29 persen, dolar Kanada minus 0,15 persen, dolar Australia minus 0,11 persen, poundsterling Inggris minus 0,18 persen, dan euro Eropa minus 0,17 persen.

Nilai tukar rupiah masih berpotensi tertekan terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Pasalnya, perang antara Rusia dan Ukraina masih berlangsung dan belum menunjukkan tanda-tanda perdamaian. Perang telah memicu risiko inflasi dengan naiknya harga-harga komoditi dimana inflasi bisa menekan pertumbuhan ekonomi global.

Di lain sisi, pasar masih mempertimbangkan potensi kenaikan suku bunga acuan AS yang agresif tahun ini. Terlebih, tingkat imbal hasil obligasi pemerintah AS telah menguat selama tiga minggu terakhir. Tingkat imbal obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun sempat menyentuh kisaran 2,5% persen pada perdagangan akhir pekan lalu dan jadi yang tertinggi sejak 6 Mei 2019. Kenaikan tersebut mengindikasikan bahwa pasar berekspektasi kenaikan suku bunga acuan AS akan lebih agresif.

Data ketenagakerjaan AS akan dirilis dalam waktu dekat. Apabila inflasi yang masih tinggi dan data tenaga kerja menunjukkan hasil yang positif maka akan menjadi pertimbangan The Federal Reserve (The Fed) untuk menaikkan suku bunga acuannya. 

Terpopuler