Nilai tukar rupiah berada di level Rp14.480 per dolar AS pada Selasa (2/6). Posisi tersebut menguat 0,89 persen dibandingkan perdagangan sebelumnya yang di level Rp14.610 per dolar AS.
Sementara, sejumlah mata uang Asia lainnya bergerak bervariasi. Tercatat, yen Jepang menguat sebesar 0,07 persen, ringgit Malaysia 0,5 persen, dolar Singapura 0,05 persen.
Sebaliknya, won Korea Selatan melemah 0,03 persen, peso Filipina 0,09 persen. Senada, pergerakan mata uang di negara maju juga terpantau bergerak bervariasi.
Tercatat, poundsterling Inggris menguat 0,04 persen dan dolar Kanada 0,07 persen, sedangkan dolar Australia minus 0,18 persen.
Kepala Riset Monex Investindo Ariston Tjendra menjelaskan nilai tukar rupiah berpotensi menguat terhadap dolar AS hari ini. Pasalnya, mata uang Negeri Paman Sam diramalkan terkoreksi lantaran demo yang berakhir rusuh di AS.
Diketahui, sejumlah demonstran merusak sejumlah properti dan monumen di Washington DC pada Senin (1/6) kemarin.
Presiden AS Donald Trump mengecam keras aksi demo kematian George Floyd yang berakhir dengan tindak kerusuhan dan penjarahan di Washington DC. Ia mengajukan untuk memobilisasi militer di seluruh negeri agar masalah itu bisa segera diatasi.
Lebih lanjut Ariston menyatakan terdapat sentimen positif lainnya yang akan menggerakkan rupiah hari ini, yaitu rencana pelonggaran lockdown di sejumlah daerah. Hal itu dianggap akan membuat roda perekonomian kembali bergerak.
Pasar juga masih merespons positif rencana pembukaan kembali sebagian aktivitas ekonomi di tengah pandemi yang masih berlangsung.
Menurutnya, rupiah hari ini akan mengarah ke area Rp14.500 per dolar AS. Tepatnya, rupiah diproyeksi bergerak dalam rentang support Rp14.500-Rp14.450 per dolar AS dan resistance di kisaran Rp14.700 per dolar AS.