Nilai tukar rupiah berada di level Rp15.258 per dolar AS. Rupiah melemah 31 poin atau 0,2 persen dari perdagangan sebelumnya.
Mata uang di kawasan Asia terpantau bervariasi. Yen Jepang melemah 0,03 persen, baht Thailand menguat 0,01 persen, peso Filipina melemah 0,18 persen, won Korea Selatan melemah 0,51 persen, dan yuan China menguat 0,13 persen. Dolar Singapura juga menguat 0,19 persen dan dolar Hong Kong terpantau stagnan pada perdagangan pagi ini.
Sedangkan mayoritas mata uang utama negara maju yang kompak berada di zona merah. Tercatat euro Eropa menguat 0,23 persen, poundsterling Inggris melemah 0,13 persen, dan franc Swiss menguat 0,28 persen. Namun dolar Australia menguat 0,75 persen, dan dolar Kanada menguat 0,62 persen.
Rupiah diprediksi akan kembali melemah di perdagangan pagi di awal pekan ini. Hal ini didorong oleh data inflasi Indeks Harga Belanja Personal (PCE) AS yang lebih tinggi dari perkiraan. Selain itu, pelemahan rupiah juga ditopang oleh kekhawatiran inflasi September akan mencapai titik tertinggi yakni 6 persen. Ini akan memberikan tekanan pada BI (Bank Indonesia) untuk kembali menaikkan suku bunga secara agresif. Hal ini juga membuat obligasi pemerintah akan semakin dihindari investor asing.
Hari ini rupiah berpotensi akan bergerak di rentang Rp15.150 per dolar AS - Rp15.300 per dolar AS.