Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.341 per dolar AS pada perdagangan pasar spot pagi ini. Mata uang Garuda ini menguat 0,16 persen dibandingkan perdagangan sebelumnya di level Rp14.364 per dolar AS.
Mayoritas mata uang di kawasan Asia terpantau menguat terhadap dolar AS. Dolar Singapura menguat 0,13 persen, won Korea Selatan menguat 0,17 persen, dolar Taiwan menguat 0,03 persen, dan bath Thailand menguat 0,22 persen. Kemudian, yen Jepang menguat 0,23 persen, peso Filipina menguat 0,25 persen, yuan China menguat 0,03 persen, ringgit Malaysia menguat 0,19 persen dan rupee India menguat 0,2 persen.
Sebaliknya, mayoritas mata uang di negara maju yang terpantau menguat terhadap dolar AS. Rinciannya, poundsterling Inggris menguat 0,15 persen, franc Swiss menguat 0,19 persen, dolar Australia menguat 0,46 persen, dan dolar Kanada menguat 0,1 persen.
Rupiah diprediksi akan kembali melemah hari ini. Pasar masih mengantisipasi potensi kenaikan suku bunga acuan The Fed dan lonjakan inflasi global. Kekhawatiran pasar terhadap suku bunga AS dan inflasi itu membuat tingkat imbal hasil (yield) surat utang pemerintah AS terus meningkat. Tercatat, yield surat utang pemerintah AS tenor 10 tahun sempat menyentuh angka 1,9 persen. Ini mengindikasikan bahwa pasar berekspektasi suku bunga acuan AS akan naik dalam waktu dekat.
Selain itu, lonjakan inflasi akan jadi momok bagi pemulihan ekonomi global. Sentimen itu akan membuat pasar keluar dari rupiah. Nilai tukar rupiah masih berpotensi melemah hari ini ke kisaran Rp14.380-Rp14.400 per dolar AS dengan potensi support di kisaran Rp14.350 per dolar AS.