Harga jual emas PT Aneka Tambang Tbk (Antam) berada di posisi Rp749 ribu per gram pada Selasa (19/11) atau naik Rp1.000 dari Rp748 ribu per gram pada Senin (18/11). Begitu pula dengan harga pembelian kembali (buyback) naik Rp1.000 per gram dari Rp664 ribu menjadi Rp665 ribu per gram pada hari ini.
Berdasarkan data Antam, harga jual emas berukuran 0,5 gram senilai Rp399 ribu, 2 gram Rp1,44 juta, 3 gram Rp2,14 juta, 5 gram Rp3,56 juta, 10 gram Rp7,06 juta, 25 gram Rp17,55 juta, dan 50 gram Rp35,03 juta. Kemudian, harga emas berukuran 100 gram senilai Rp70 juta, 250 gram Rp174,75 juta, 500 gram Rp349,3 juta, dan 1 kilogram Rp697,6 juta.
Harga jual emas tersebut sudah termasuk Pajak Penghasilan (PPh) 22 atas emas batangan sebesar 0,45 persen bagi pemegang Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). Bagi pembeli yang tidak menyertakan NPWP memperoleh potongan pajak lebih tinggi sebesar 0,9 persen.
Sementara harga emas di perdagangan internasional berdasarkan acuan pasar Commodity Exchange COMEX berada di posisi US$1.470,3 per troy ons atau turun tipis 0,11 persen. Begitu pula dengan harga emas di perdagangan spot melemah 0,1 persen ke US$1.470,07 per troy ons pada pagi ini.
Analis Maxco Futures Suluh Adil Wicaksono mengatakan kilau harga emas masih terjaga, meski sempat melemah. Prospek pergerakan harga emas di pasar internasional, katanya, masih akan berada di rentang US$1.465 sampai US$1.485 per troy ons pada hari ini.
"Harga emas berada di jalur positif minggu ini setelah berhasil mendekati resistance mingguan. Harga emas di pasar spot diperkirakan akan naik, meski terbatas, kenaikannya tentu akan mendongkrak harga emas fisik dan logam mulia," ucap Suluh kepada CNNIndonesia.com, Selasa (19/11).
Menurut Suluh, harga emas di pasar internasional masih berpeluang meningkat berkat kelanjutan negosiasi penyelesaian perang dagang antara Amerika Serikat dan China. Kabar terbaru menyatakan China kembali pesimistis dengan penyelesaian ketegangan hubungan dagang dengan Negeri Paman Sam.
China melihat negosiasi penyelesaian perang dagang hanyalah sebuah drama yang berlarut-larut, namun terus memberi ketidakpastian terhadap kelangsungan ekonomi kedua negara dan dunia. Pandangan ini merupakan respons dari keputusan Presiden AS Donald Trump yang tetap saja melanjutkan kenaikan tarif bea masuk impor bagi produk dari China, meski negosiasi dilangsungkan oleh kedua negara.
"Hasilnya, harga emas masih akan naik sambil menunggu respons AS atas sikap pesimistis dari China ini," pungkasnya.