Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini, Rabu (27/1) pagi, sempat anjlok ke level 5.998 atau turun 2,51 persen dari pembukaannya di 6.153.
Analis Artha Sekuritas Indonesia Dennies Christoper Jordan menyebut pelemahan disebabkan oleh sentimen negatif kasus virus corona (covid-19) dalam negeri yang sudah mencapai 1 juta kasus. Kasus positif virus corona tembus 1.012.350 kasus, bertambah 13.094 orang. Di luar itu investor juga akan cenderung wait and see (menunggu) keputusan suku bunga The Fed besok.
Namun, IHSG berhasil rebound kembali ke level 6.000-an tidak lama berselang, Dennies menyebut penguatan bersifat teknikal karena indeks mengalami jenuh jual. Meski asing mencatatkan beli bersih sebesar Rp205,47 miliar pada Rabu (27/1) pagi pukul 10:20 WIB, namun ia menilai pembelian asing tidak berdampak besar terhadap pergerakan indeks. Sentimen positif mungkin bisa datang dari pernyataan IMF terkait ekonomi global yang diperkirakan bertumbuh di atas ekspektasi tahun ini.
Senada, Analis Mega Investama Hans Kwee menilai investor sudah mulai bersikap realistis pasca euforia di awal tahun meredup. Euforia yang dimaksud adalah efek pelantikan Joe Biden dan vaksinasi covid-19. Ia menyebutkan pasar mulai melihat realita bahwa vaksinasi akan berlangsung dalam jangka lumayan panjang. Investor juga khawatir stimulus Biden akan mengalami penundaan selama 4-6 minggu dari ekspektasi yaitu di awal Februari 2021.
Namun, ia menilai kepercayaan pelaku pasar masih tinggi dan likuiditas di pasar masih longgar, sehingga ia optimis indeks mampu bertahan di level 6.000-an. Sentimen lainnya, karena PSBB diperpanjang dan dikatakan banyak pengusaha yang mulai tidak bisa bertahan.