Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi perkasa pada perdagangan Senin (2/12). Laju indeks saham akan ditopang pengumuman data inflasi November.
Analis Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya memperkirakan inflasi November akan terkendali sehingga bisa menjadi katalis positif terhadap indeks. Pada Oktober, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Indeks Harga Konsumen (IHK) mengalami inflasi secara bulanan (month-to-month) sebesar 0,02 persen. Sementara itu, inflasi secara tahunan (year-on-year) mencapai 3,13 persen. Mengawali bulan ke-12, IHSG masih terlihat akan bergerak pada zona hijau.
Investor masih menunjukkan minat terhadap pasar modal Indonesia. Ini tercermin dari aliran modal asing masuk ke Indonesia alias capital inflow. Bank Indonesia (BI) mencatat capital inflow dari awal tahun hingga 21 November 2019 mencapai Rp220,9 triliun. Karenanya, IHSG diperkirakan akan melaju di rentang 5.912 - 6.123. Direktur Anugerah Mega Investama Hans Kwee menambahkan IHSG akan bergerak konsolidasi berpeluang menguat. Ia meramalkan IHSG berada di level support 5.939-6.000 dan resistance 6.052-6.096. Meski berpotensi menguat, IHSG masih diselimuti kekhawatiran investor akibat sentimen global dan domestik. Dari global, pasar masih menanti kejelasan negosiasi perang dagang AS-China.
Sebagaimana diketahui, Presiden AS Donald Trump telah menandatangani dua undang-undang yang mendukung para demonstran di Hong Kong. Hal ini telah memicu kemarahan China sehingga Kementerian Luar Negeri China mengecam dan mengancam akan membalas tindakan tersebut. Situasi ini diperkirakan dapat merusak harapan tercapainya kesepakatan dagang AS-China fase pertama. Dampak dan balasan dari China atas kebijakan AS akan menjadi perhatian pasar.
Dari domestik, IHSG dibayangi tekanan akibat aksi jual reksa dana yang dibubarkan oleh OJK. Terbukti beberapa saham kapitalisasi besar yang masuk dalam daftar produk tersebut mengalami tekanan jual selama sepekan. Bila aksi jual pembubaran reksa dana telah berakhir maka tekanan jual akan berkurang.
IHSG berhasil menguat pada perdagangan Jumat (29/11). Indeks ditutup di level 6.011 naik 58,77 poin atau 0,09 persen. Namun, indeks saham terpantau turun 1,45 persen dalam sepekan. Sementara itu, saham-saham utama Wall Street kompak melemah. Indeks Dow Jones turun 0,40 persen ke posisi 28.061, S&P 500 turun 0,40 persen ke level 3.140, dan Nasdaq Composite turun 0,46 persen menjadi 8.665.