Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berada di zona hijau pada awal sesi perdagangan saham Rabu ini. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.275. Pada pra pembukaan perdagangan saham, Rabu (19/6/2019), IHSG naik 32,12 poin atau 0,51 persen ke posisi 6.289,45,13. Pada pukul 09.00 waktu JATS, IHSG masih menguat 51,29 poin atau 0,89 persen ke posisi 6.312,05.Indeks saham LQ45 juga naik 1,17 persen ke posisi 1.006,78. Seluruh indeks saham acuan bergerak ke zona hijau.
Pada awal sesi perdagangan, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.316,26 dan terendah 6.289,45. Total frekuensi perdagangan saham 21.056 kali dengan volume perdagangan 980 juta saham. Nilai transaksi harian saham Rp 779 miliar. Investor asing beli saham Rp 65 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.275.
Seluruh sektor saham menguat. Sektor saham infrastruktur menguat 1,87 persen dan membukukan penguatan terbesar. Sektor saham perkebunan naik 1,68 persen dan sektor saham pertambangan menanjak 1,07 persen. Saham-saham yang cetak penguatan terbesar di awal sesi sehingga mendorong IHSG ke zona hijau antara lain saham SFAN naik 69,15 persen ke posisi Rp 318 per saham, saham BOLA melonjak 23,78 persen ke posisi Rp 460, dan saham TIRT mendaki 14,71 persen ke posisi Rp 78 per saham. Sementara itu, saham-saham yang tertekan antara lain saham PLIN merosot 24 persen ke posisi Rp 3.610 per saham, saham CCSI susut 3,25 persen ke posisi Rp 238 per saham, dan saham SOTS melemah 2,60 persen ke posisi Rp 300 per saham. IHSG diproyeksikan kembali berlabuh ke zona hijau menunggu hasil keputusan suku bunga The Federal Reserve (The Fed) atau bank sentral Amerika Serikat (AS).
Investor masih menanti keputusan suku bunga The Fed dan berharap akan memberikan sinyal pemangkasan suku bunga. Sementara itu, hari ini sinyal indeks secara teknikal membentuk formasi Bullish Harami, yakni mengindikasikan ada potensi penguatan. Adapun pada perdagangan saham hari ini, IHSG diperkirakan bergerak pada rentang 6.216-6.278. Namun, penguatan diperkirakan bersifat terbatas. Ini disebabkan investor masih terlihat wait and see menunggu hasil keputusan suku bunga The Fed.
Akan tetapi, sinyal pemangkasan suku bunga The Fed diperkirakan memudar setelah para pejabat the Fed memperdebatkan penurunan suku bunga untuk melindungi ekonomi Amerika dari meningkatnya perselisihan dagang. Oleh karena itu, investor hingga kini terlihat wait and see menjelang FOMC, seakan mencari signal pada kemungkinan pemotongan suku bunga ke depan.