Forex | Selasa, 20 Oktober 2020 - 11:11 WIB

IHSG Dibuka Melemah

IHSG Dibuka Melemah

Author:

Maulidia Septiani

Forex

20 Oktober 2020

11:11 WIB

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berada di zona merah pada pembukaan perdagangan Selasa pekan ini. Sedangkan nilai tukar rupiah berada di 14.678 per dolar AS. Pada pra pembukaan perdagangan Selasa (20/10/2020), IHSG turun tipis 5,41 poin atau 0,11 persen ke level 5.120,91. Pada pembukaan perdagangan pukul 09.00 WIB, IHSG masih tetap melemah 24,21 poin atau 0,43 persen ke level 5.103,29. Sementara indeks saham LQ45 juga melemah 0,29 persen ke posisi 788,48. Gerak indeks acuan beragam tetapi sebagian besar melemah. Di awal perdagangan ini, IHSG berada di posisi tertinggi pada level 5.120,9175. Sedangkan terendah 5.100,81.

Sebanyak 85 saham menguat tetapi tak mampu membawa IHSG ke zona hijau. Kemudian 131 saham melemah dan 158 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan saham cukup ramai yaitu 74.312 kali dengan volume perdagangan 1,2 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 900 miliar. Tercatat, investor asing beli saham di pasar reguler mencapai Rp 36 miliar. Sedangkan nilai tukar rupiah berada di 14.678 per dolar AS.

Dari 10 sektor pembentuk IHSG, hanya dua sektor yang berada di zona hijau yaitu aneka industri yang naik 1,77 persen dan sektor infrastruktur yang menguat 0,38 persen. Sementara sektor yang melemah dipimpin oleh sektor konstruksi yang anjlok 0,94 persen. Kemudian disusul sektor perkebunan yang turun 0,49 persen dan sektor keuangan melemah 0,42 persen.

Saham-saham yang menguat antara lain, CSMI naik 12,70 persen ke Rp 550 per lembar saham. Kemudian SMDR naik 8,99 persen ke Rp 316 per saham dan BOSS naik 6,19 persen ke Rp 120 per saham. Sedangkan saham-saham yang melemah sehingga membawa IHSG ke zona merah antara lain PPGL turun 9,47 persen ke Rp 306 per lembar saham, CTBN yang turun 6,98 persen ke Rp 2.930 per lembar saham dan JSKY turun 6,93 persen ke Rp 188 per saham.

Sebelumnya, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso bercerita, serangan pandemi Covid-19 di Tanah Air yang bermulai pada Maret 2020 sempat memporak-porandakan perekomonian, tak terkecuali pasar modal Indonesia.

Padahal, Wimboh mengatakan, pelaku pasar modal Indonesia sempat optimistis di awal 2020 pasca meredanya perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China. Itu terbukti lewat pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada 14 Januari 2020 yang sempat menyentuh level 6.335. Namun sayangnya, IHSG langsung terjungkal di kisaran level 3.900 akibat hadirnya tamu tak diundang yakni Covid-19. Dengan hadirnya covid maka berpengaruh indeks kita yang sangat negatif hingga pernah turun dibawah 4.000, yakni persisnya 3.997. Itu di 24 maret 2020.

Mengatasi wabah tersebut, OJK dan seluruh pihak terkait segera berupaya keras agar dampak Covid-19 terhadap pasar modal Indonesia dapat teratasi. Pihak otoritas menyikapinya dengan mengeluarkan berbagai kebijakan yang dapat memberikan sentimen positif. Seluruh komponen bangsa terutama pemangku kepentingan melakukan upaya yang sangat luar biasa yang tidak pernah kita lakukan sebelumnya. Yang kita sebut extraordinary untuk memastikan ini tidak terlalu berlanjut dan terlalu dalam terhadap perekonomian kita terutama di pasar modal.

Salah satu kebijakan yang dikeluarkan yakni Undang-Undang (UU) Nomor 2 Tahun 2020 tentang Penetapan Perppu Kebijakan Keuangan Negara dan Stabilitas Keuangan untuk Penanganan Covid-19. Wimboh menilai, regulasi tersebut telah berhasil menarik kembali minat investor untuk menyumbangkan modalnya di pasar saham.

Sebagai catatan, IHSG pada penutupan perdagangan Senin (19/10/2020) hari ini sukses menguat 22,91 poin atau naik 0,45 persen ke level 5.126,330. Sepanjang perdagangan, IHSG bergerak dari level terendah 5.090,777 ke level tertinggi 5.126,330.
 

Terpopuler