Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksi semakin tertekan pada Selasa (18/6). Penentuan suku bunga acuan The Fed menjadi perhatian pelaku pasar.
Analis Artha Sekuritas Dennies Christoper Jordan memaparkan pasar bersikap menunggu (wait and see) sampai ada keputusan dari Federal Reserve terkait suku bunga acuan. Artinya, mayoritas investor akan menahan diri untuk melakukan transaksi beli terlebih dahulu sampai ada kejelasan dari The Fed.
Seperti diketahui, bank sentral Amerika Serikat (AS) itu menggelar rapat pada 18-19 Juni 2019. Setelah itu, Bank Indonesia (BI) juga akan melakukan Rapat Dewan Gubernur (RDG) mengenai hal yang sama. Pelaku masih terlihat wait and see menunggu hasil keputusan suku bunga The Fed.
Sementara itu, IHSG juga terlihat masih berada di area jenuh beli alias overbought. Makanya, indeks masih sulit untuk bangkit (rebound) dalam jangka pendek. IHSG diprediksi melemah, support 6.141-6.165 resistance 6.238-6.287.
Analis Reliance Sekuritas Lanjar Nafi Taulat Ibrahimsyah menilai tekanan IHSG akan berlanjut hari ini. Pasar saham dalam negeri kini sedang berada dalam tren pelemahan.
IHSG diproyeksikan masih bergerak tertekan dengan pengujian support MA200 dengan support resistance 6.163-6.230," papar Lanjar dalam risetnya.
Sebagai informasi, IHSG kemarin berakhir di zona merah dengan pelemahan 0,95 persen atau 59,74 poin di level Rp6.190. Tercatat, sebanyak 279 saham rontok, sedangkan 146 saham menguat dan sisanya 103 saham bergerak stagnan.
Sebaliknya, pergerakan bursa saham Wall Street terlihat lebih positif tadi malam. Rinciannya, Dow Jones dan S&P500 naik 0,09 persen, serta Nasdaq Composite naik 0,62 persen.