Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok pada perdagangan Selasa pagi (21/9/2021). Hal ini mengikuti bursa saham global seperti wall street yang tertekan. Pada pra pembukaan perdagangan, IHSG turun 0,44 persen ke posisi 6.049. Pada pukul 09.02 WIB, IHSG melemah 1,28 persen. Pada pukul 09.04 WIB, IHSG susut 1,17 persen ke posisi 6.004. Indeks LQ45 merosot 1,33 persen ke posisi 842. Seluruh indeks acuan kompak tertekan.
Pada awal sesi perdagangan, IHSG berada di level tertinggi 6.051,22 dan terendah 5.996,40. Sebanyak 319 saham melemah sehingga menekan IHSG. 74 saham menguat dan 128 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan 108.114 kali. Volume perdagangan 2,5 miliar saham dan nilai transaksi Rp 1,2 triliun. Investor asing beli saham Rp 251,01 miliar di seluruh pasar. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 14.266.
Seluruh sektor saham tertekan. Indeks sektoral IDXFinance turun 1,52 persen. Diikut indeks sektoral IDXBasic melemah 1,47 persen dan IDXindustry tergelincir 1,13 persen.
Bursa saham Asia bervariasi. Indeks Hang Seng naik 0,22 persen dan indeks Singapura menanjak 0,45 persen. Indeks Jepang Nikkei melemah 2,03 persen. Mengutip laporan Ashmore Asset Management Indonesia, IHSG ditutup melemah ke posisi 6.076 pada perdagangan kemarin di tengah ketidakpastian dan potensi efek limpahan dari utang China Evergrande dan pertemuan the Fed pada 21-22 September 2021.
Pemerintah juga telah memperpanjang insentif PPN 100 persen untuk sektor otomotif hingga akhir 2021 dari sebelumnya Agustus 2021. Namun, saham ASII turun lebih dari dua persen. Sedangkan dari wall street juga tersengat sentimen kekhawatiran Evergrande. Indeks CBOE yang ukur kecemasan investor melompat menjadi 26 pada awal pekan ini, tertinggi sejak Mei 2021. Investor fokus pada tenggat waktu batas utang dan kenaikan pajak.