Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada awal pekan ini diperkirakan akan bergantung pada data neraca perdagangan Mei 2019. Data tersebut akan dipublikasikan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada hari ini, Senin (24/6) pukul 11.00 WIB. Direktur Riset dan Investasi Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakan IHSG rentan terkoreksi jika data ekonomi tersebut memburuk dari sebelumnya. Sebaliknya, pelaku pasar akan melakukan transaksi besar-besaran bila neraca dagang bulan lalu tercatat positif. Apabila ternyata hasilnya kurang baik, tentu pasar akan merespons dengan penurunan atau bisa juga menjadi alasan bagi pelaku pasar dan investor untuk melakukan profit taking (aksi ambil untung).
BPS sebelumnya mencatat neraca perdagangan April 2019 defisit sebesar US$2,5 miliar. Capaian itu anjlok dibandingkan neraca perdagangan Maret 2019 yang surplus US$540,2 juta. Selain dari sentimen neraca perdagangan, pelaku pasar juga menanti putusan Mahmakah Konstitusi (MK) terkait hasil sidang sengketa pemilihan presiden (Pilpres) pada 28 Juni 2019. Pasalnya, hal ini akan mempengaruhi kondisi politik dan keamanan dalam negeri. Meskipun proses berjalan dengan baik, diharapkan hasil dari MK ini juga dapat diterima oleh semua orang.
IHSG diperkirakan sepanjang pekan ini diprediksi bergerak bervariasi. Indeks, menurut dia, akan berada dalam rentang support 6.260 dan resistance 6.335. Sementara itu, IHSG juga akan kembali melemah hari ini, IHSG sudah berada dalam area jenuh beli (overbought), sehingga transaksi beli pelaku pasar berpotensi menurun. Indikator stochastic bergerak di area overbought menandakan rentang penguatan sudah terbatas dan ada indikasi akan melemah dalam jangka pendek. Hari ini, Dennies memproyeksi IHSG berada dalam rentang support 6.230-6.272 dan resistance 6.355-6.396. Walau indeks sudah jenuh beli, tapi pelaku pasar tetap bisa mencermati sejumlah saham yang berpotensi memberikan keuntungan jangka pendek.