Forex | Senin, 09 Maret 2020 - 09:09 WIB

Bidik Saham yang Terpapar Kilau Emas di Tengah Virus Corona

Bidik Saham yang Terpapar Kilau Emas di Tengah Virus Corona

Author:

Maulidia Septiani

Forex

09 Maret 2020

09:09 WIB

Wabah virus corona mengintai pergerakan ekonomi global, tak terkecuali Indonesia. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga terkena imbasnya, seiring dengan bertambahnya jumlah kasus orang terinfeksi dan korban meninggal dunia.

Berdasarkan data Johns Hopkins CSSE tercatat 105.837 kasus orang terinfeksi virus corona hingga Minggu (8/3). Jumlah korban meninggal dunia lebih dari 3.500 orang.

Pendiri LBP Institute Lucky Bayu Purnomo memproyeksi laju IHSG pekan ini masih akan cenderung melambat. Investor masih bersikap wait and see atau menunggu kelanjutan perkembangan kasus virus corona.

"Sentimen positif masih minim. Tidak bisa memaksa market (pasar), tidak bisa digali lebih dalam, sementara market masih wait and see (menunggu)," ungkapnya kepada CNNIndonesia.com pada Jumat (6/3).

Jangan heran, pertahanan IHSG sejak Februari lalu runtuh. Bahkan, tren negatif berlanjut hingga perdagangan awal Maret. Pada perdagangan Jumat (6/3), IHSG ditutup melemah 2,48 persen ke level 5.498. Sebagai perbandingan, IHSG membuka tahun ini di level 6.283.

Pasar saham yang minim prestasi memaksa para investor melarikan dana investasi ke aset berisiko rendah (safe haven), seperti emas. Terbukti, sepekan terakhir tercatat investor melakukan aksi jual sebesar Rp1,76 triliun. Sementara, harga emas Antam terbang kian tinggi.

Sebagai informasi, harga jual emas PT Aneka Tambang (Persero) Tbk atau Antam berada di posisi Rp837 ribu per gram pada Jumat (6/3) atau melejit Rp15 ribu dibandingkan hari sebelumnya. Ini berbanding terbalik dengan pembukaan di awal tahun yang tertekan di kisaran Rp762 ribu per gram.

Karenanya, Lucky menyarankan investor untuk membidik saham-saham yang memiliki pokok turunan atau underlying komoditas, seperti emas atau batu bara.

"Rekomendasinya ke saham-saham yang memiliki harga acuan, seperti emas, batu bara. Terbukti harga emas dalam satu pekan terakhir menguat," jelasnya.

Misalnya, saham PT Aneka Tambang Tbk (Persero). Saham perusahaan penghasil logam mulia itu dalam sepekan terakhir tercatat naik 6,09 persen. Namun, pelemahan sempat terjadi pada penutupan Jumat lalu sebesar 3,17 persen ke level Rp610 per saham. Dia memasang harga target sebesar Rp637 per sahamnya.

Sektor pertambangan juga cukup menarik untuk dicermati. Misalnya, PT Bukit Asam (Persero) Tbk yang pada perdagangan pekan lalu berhasil menguat 9,38 persen. Meski PTBA sempat melandai 0,41 persen pada penutupan Jumat (6/3), tetapi kinerja baik ditunjukkan dengan harga saham yang bertahan di level Rp2.450 per saham.

Lucky optimistis PTBA dapat menunjukkan performa baik, mengingat investor mencatat beli bersih sebesar Rp12,94 miliar pada perdagangan pekan lalu. Ia memasang target harga saham sebesar Rp2.560.

"Rekomendasinya ke saham-saham yang memiliki harga acuan, seperti emas, batu bara. Terbukti harga emas dalam satu pekan terakhir menguat," jelasnya.

Misalnya, saham PT Aneka Tambang Tbk (Persero). Saham perusahaan penghasil logam mulia itu dalam sepekan terakhir tercatat naik 6,09 persen. Namun, pelemahan sempat terjadi pada penutupan Jumat lalu sebesar 3,17 persen ke level Rp610 per saham. Dia memasang harga target sebesar Rp637 per sahamnya.

Sektor pertambangan juga cukup menarik untuk dicermati. Misalnya, PT Bukit Asam (Persero) Tbk yang pada perdagangan pekan lalu berhasil menguat 9,38 persen. Meski PTBA sempat melandai 0,41 persen pada penutupan Jumat (6/3), tetapi kinerja baik ditunjukkan dengan harga saham yang bertahan di level Rp2.450 per saham.

Lucky optimistis PTBA dapat menunjukkan performa baik, mengingat investor mencatat beli bersih sebesar Rp12,94 miliar pada perdagangan pekan lalu. Ia memasang target harga saham sebesar Rp2.560.

Di tengah lesunya pasar, Hendriko meminta investor untuk mengamati saham sektor pertambangan, terutama yang bereksplorasi di pertambangan emas. Ia menyebut PT Merdeka Copper Gold (Tbk) dapat dijadikan pilihan di tengah ketidaktentuan pasar.

Saham yang dibanderol harga Rp1.295 per saham tersebut sempat menguat 0,39 persen pada perdagangan akhir pekan lalu. Meski MDKA mencatatkan pelemahan sebesar 0,77 persen sepanjang pekan, namun perusahaan sukses menggaet modal sebesar Rp16,58 miliar pekan lalu lewat beli bersih investor.

"Target harga MDKA Rp1.360-Rp1.400," katanya.

Saham sektor lain yang berpotensi dilirik adalah PT Bank Permata Tbk. Kinerja kinclong ditunjukkan emiten bank ini lewat penguatan selama lima hari berturut-turut pada pekan lalu. Totalnya, perusahaan mencatatkan lonjakan sebesar 18,14 persen.

Mengacu pada harga penutupan BNLI di level Rp1.335 per saham, Hendriko menargetkan harga sebesar Rp1.400 per saham.

Terpopuler